Menu

Mundur Selangkah dan Maju Kembali – Bagian 2

Mundur Selangkah dan Maju Kembali – Bagian 2

Catatan tulisan bagian pertama : Mundur Selangkah dan Maju Kembali – Bagian 1

Setelah persiapan dan diskusi dengan klien selesai, akhirnya hari Jumat disuatu akhir pekan bulan Desember 2015 disepakati eksekusinya. Sebelum proses eksekusi, saya beberapa kali mematangkan rencana. Kelihatannya cukup confident jika upgrade dilaksanakan di Jumat malam, Sabtu pagi sudah dapat menggunakan versi terbarunya. Kalaupun meleset, Jumat malam backup dan Sabtu pagi upgrade, Sabtu siang sudah menggunakan versi terbaru.

Namun, teori berbanding terbalik dengan kenyataan. Karena masih mondar-mandir ke klien, pengecekan pra migrasi tidak dapat dilakukan sepenuhnya. Bahkan Jum’at siang saya masih meluncur ke daerah Lebak Bulus untuk meeting dengan pihak klien lain, baru setelahnya meluncur ke kantor klien di Tanah Abang.

Setelah shalat maghrib, kami langsung melakukan prosesnya. Dimulai dengan proses pengecekan backup yang ternyata tidak berjalan sesuai rencana. Upaya instalasi vCenter 6 mengalami kendala, baik proses clean install maupun upgrade. Cloning belum bisa dilakukan. Akhirnya waktu tersita cukup lama melakukan pengecekan mengapa vCenter tidak bisa diinstall.

Setelah vCenter bisa diinstall, proses cloning beberapa VM cukup cepat dilakukan. Kendala terjadi saat berusaha melakukan cloning VM archive dan mailbox server. Stuck lama sekali.

Ditunggu sampai dini hari belum selesai. Sampai Shubuh belum selesai. Dalam kondisi seperti itu, ada pilihan untuk langsung melakukan upgrade tanpa menunggu backup selesai dilakukan. Meski mungkin, cara ini sangat beresiko. Saya tidak mau mengambil resiko itu. Jika proses backup tidak selesai dalam batas waktu yang ditentukan, kelihatannya alternatif terbaik adalah mengundurkan waktu.

Saat saya sampaikan kemungkinan itu, wajah-wajah pihak klien menjadi suram. Tentu saja, karena mereka harus menginformasikan pada pihak manajemen bahwa proses upgrade batal dilakukan. Harus juga membuat pengumuman ke seluruh user bahwa proses upgrade batal dilakukan.

Pihak klien memberikan tambahan waktu. Tidak apa-apa mundur sampai Sabtu siang atau sore, asal proses upgrade selesai dilaksanakan.

Saya dan team merasa lelah jiwa dan raga. Suntuk. capek. Tak ada yang bisa dilakukan untuk mempercepat proses karena ini terkait backup yang tidak bisa dicancel. Kalaupun dicancel perlu mengulang dari awal.

Kami coba lanjut prosesnya. Apa yang bisa secara simultan dilakukan, kami lakukan. Kami bahkan coba melakukan backup paralel, namun hasilnya malah jadi tambah memperlambat proses.

Akhirnya saya terpaksa mengambil keputusan yang sulit untuk disampaikan. Saya sampaikan bahwa jika mengacu pada hasil yang dicapai sejauh itu, dengan sangat terpaksa proses upgrade ditunda. Ini artinya sistem kami rollback ke kondisi semula. Perlu broadcast informasi ke seluruh user dan membuat laporan pertanggung jawaban ke pihak manajemen klien.

Keputusan yang rumit namun terpaksa saya ambil daripada saya mengambil alternatif lain yang berbahaya.

Saya membantu merumuskan kalimat demi kalimat laporan pada pihak manajemen. Saya juga membantu merumuskan draft pengumuman ke seluruh user. Setelah itu kami mereview ulang kekurangan proses yang dilakukan, persiapan apa yang meleset dari apa yang sudah direncanakan, antisipasi untuk proses kedepannya dan strategi agar upaya upgrade berikutnya tidak lagi gagal.

Diputuskan, rencananya upgrade akan direschedule ke akhir pekan berikutnya. Dengan persiapan yang lebih baik dan semoga berjalan dengan lancar

Saya pulang dari kantor klien via kereta api dari Stasiun Juanda dengan badan lelah dan pikiran suntuk. Tidak happy. Pusing. Juga ngantuk. Saya tertidur di kereta Commuter Line dan saat sampai di rumah, saya tidur serasa pingsan.

Terpaksa membatalkan proses upgrade yang sudah direncanakan dan diumumkan ke banyak pihak bukan sebuah keputusan mudah. Meski demikian, saya pikir saya mengambil keputusan yang tepat daripada saya memaksakan diri. Memilih yang lebih baik dari 2 keputusan yang mungkin bisa berakibat buruk bagi reputasi Excellent.

Masim Vavai Sugianto

Menu