Menu

Kawasaki Ninja 250 SL

Kawasaki Ninja 250 SL

Saya bercita-cita ingin punya motor Kawasaki Ninja sejak SMA. Saat itu bagai impian nggak masuk akal. Kalau untuk biaya sekolah saja perlu perjuangan, masya iya bisa beli motor Ninja.

Tidak apa-apa, saya menghibur diri. Saat itu tidak bisa, lain waktu mungkin bisa. Saat SMA tidak bisa, mungkin satu waktu dimasa mendatang saya bisa membelinya, kalau perlu beberapa biji sekalian (kue kaleeee… 😛 )

Saat saya bekerja selepas SMA, kesempatan itu belum memungkinkan. Saya baru bisa membiayai kebutuhan untuk hiking. Untuk mencicil motor secara kredit saja belum memungkinkan. Saya baru bisa mencicil sepeda motor secara kredit setelah bekerja sebagai staff IT, dalam posisi sebagai supervisor di sebuah perusahaan di Cikarang. Itupun bukan motor Ninja melainkan sepeda motor Suzuki Shogun, yang mahal karena gara-gara huruf G (Karena tanpa huruf G jadi Shoun, yang bisa dibeli beberapa ribu rupiah saja, hehehe…)

Saat bekerja di Tanjung Priok, saya hanya meningkat 1 level, yaitu membeli motor Jupiter MX. Masih secara kredit selama 3 tahun, dibeli di tahun 2008 dan lunas di tahun 2011. Motornya masih ada dan dipakai sebagai motor operasional Excellent.

Saat saya membangun Excellent, cita-cita untuk membeli motor Ninja mulai mendekat namun saya masih menahan diri. Ditinjau dari segi kebutuhan, rasanya masih overkill, saya masih bisa memenuhi kebutuhan transportasi dengan Jupiter MX yang ada. Uang yang dialokasikan untuk motor Ninja bisa saya alokasikan untuk keperluan yang lain yang lebih bermanfaat.

Kawasaki Ninja 250SL Red

Saat itu saya sempat berkata, kalau misalnya keuntungan saham saya bisa untuk membeli Ninja, bolehlah saya eksekusi. Ternyata masih belum kesampaian, 😛

Sampai akhirnya di tahun 2018, saya bisa menghadiahkan Pajero Sport untuk Dear Rey dan keberangkatan umroh untuk orang tua, kakak dan adik saya. Saat itu saya berpikir, saat ini okelah saya menghadiahkan diri saya sendiri dengan keinginan yang saya tunda sejak SMA. Jadilah saya berkunjung ke beberapa dealer Kawasaki di sekitaran Bekasi.

Saat mencari motor Ninja yang saya inginkan, saya jadi tambah bingung. Ada Ninja SL, SE dan ABS. Untuk SE ada SE LTD dan SE ABS. Ada 250 cc, 300 cc, 650 cc dan seterusnya.

Bagi yang merasakan kebingungan yang sama, berikut adalah beberapa informasi yang bisa membantu :

  1. Ninja ada 2 tipe, yaitu tipe street dan tipe off-road. Untuk tipe street ada Ninja, Z, Vulcan dan lain-lain sedangkan tipe off-road ada KX dan KLX
  2. Dari sisi cc, yang terkecil adalah 250 cc. Ninja 125 cc sudah tidak ada. Tipe entry level adalah Ninja 250SL. Ninja 250SL disebut Ninja Mono (dulunya yang terkenal adalah seri Ninja RR Mono) karena punya 1 silinder. Semakin tinggi cc semakin mahal harganya
  3. Ninja SE adalah Special Edition, biasanya terkait dengan kelebihan dan kelengkapan tertentu. LTD artinya limited, dirilis dalam jumlah terbatas. ABS artinya Anti-Lock Brake System, kemampuan untuk pengereman roda depan dan belakang yang lebih mumpuni sehingga lebih aman saat dipacu dalam kecepatan tinggi
  4. Yang terakhir adalah seri tahun, biasanya disebut misalnya Ninja 250 SE LTD FI 2018. Seri rilis ini berpengaruh pada harga. Misalnya Ninja 250SL yang saya beli, turun harga drastis dari kisaran 45 juta menjadi 35 juta karena ada rilis baru Ninja 250SL FI 2019

Meski saya menyiapkan budget yang memungkinkan untuk memilih tipe tertentu hasil tabungan bertahun-tahun :-), saya akhirnya memilih tipe 250SL dengan pertimbangan masih lumayan perbedaannya dibandingkan motor bebek Jupiter MX (ya iyalah, hehehe…) dan saya masih mungkin untuk menggantinya dengan seri lain jika satu waktu ingin merasakan tipe yang berbeda. Yang lebih penting lagi, saya khawatir tipe lain tidak bisa masuk leluasa saat melewati pintu rumah yang lebarnya terbatas 🙂

Karena identik dengan warna hijau, pertama kali saya mencari Ninja warna hijau. Ternyata disemua dealer yang saya kunjungi tidak ada stock. Akhirnya saya memilih Ninja 250SL warna merah karena kebetulan saya baru saja membeli helm lumayan bagus warna merah, jadi sekalian klop.

Saat membeli tipe SL ini, pramuniaganya bilang saya lebih cocok ambil yang tipe SE. Pramuniaga juga bilang bahwa tipe SL akan rilis versi baru di tahun 2019, namun karena kepinginnya di tahun 2018, kelamaan jika saya membelinya di tahun 2019.

Setelah mempertimbangkan berbagai hal, saya tetap memilih Ninja 250SL warna merah. Saya memberikan DP hari itu juga kemudian melunasinya saat motor datang keesokan harinya.

Kawasaki Ninja 250 SL

Sore itu saya mencobanya ke sekolah Vivian yang jaraknya beberapa ratus meter. Saya rasakan memang lebih berat namun itu karena saya bertahun-tahun pakai motor bebek yang biasa saya pakai, jadi dengan beberapa adaptasi, mestinya tidak terlalu lama bisa terbiasa pakai Ninja ini.

Setelah beberapa lama membawanya, yang terpikir di saya adalah : Jangan merasa bersalah membuat senang diri sendiri. We deserve it! Tidak ada salahnya kita membuat senang diri sendiri dari hasil usaha kita. Dari gaji dan pendapatan kita. Kata orang bawa motor berpairing lebih capek, terutama kalau dibawa didaerah macet perkotaan seperti di Bekasi, namun buat saya pribadi, jauh lebih cape saat bawa Jupiter MX. Mungkin karena masih masa-masa seneng 🙂

Jika awalnya saya merasa agak berat membawa Ninja 250SL, lama-lama setelah terbiasa, saya pikir harusnya saya membawa yang tipe SE atau SE LTD. Gaya banget sih, karena bawa yang SL saja saya beberapa kali disalip sama sepeda, hehehe…

Nanti saja pilih yang SE LTD atau ABS, kalau tabungan yang dikumpulkan sudah bisa mendapatkannya 😉

Masim Vavai Sugianto

Menu