Menu

Keluar dari Zona Nyaman : Traveling

Keluar dari Zona Nyaman : Traveling

Sejak beberapa bulan yang lalu Excellent menjalankan project “Melawan Kekhawatiran : 1 Minggu Traveling”. Project ini berupa pemberian kesempatan untuk liburan bagi setiap team Excellent yang beruntung-diundi secara periodik-selama 1 minggu tanpa diganggu pekerjaan. Team yang diberikan kesempatan untuk liburan 1 minggu ini mendapat budget-saat ini-sebesar Rp. 3 juta. Mereka boleh memilih kota atau daerah atau negara manapun yang ingin dikunjungi. Rekomendasinya adalah kota-kota yang belum dikunjungi oleh team yang lain.

Bagaimana jika budgetnya tidak mencukupi? Mereka boleh menambahkannya dengan budget sendiri 🙂 . Pointnya adalah, mereka harus belajar mengatur rencana dan menyesuaikannya dengan kemampuan.

Selain atas pertimbangan pribadi keinginan saya sejak lama, project ini sebenarnya memiliki tujuan lain, yaitu menguji kemampuan operasional Excellent untuk tetap berjalan tanpa adanya key person atau staff kunci di masing-masing bagian. Misalnya Ahmad Imanudin merupakan salah satu staff senior dan memegang banyak wewenang. Apakah Excellent bisa tetap berjalan dengan baik jika Ahmad mengambil liburan 1 minggu penuh tanpa diganggu pekerjaan.

Jawabannya adalah : harus bisa. Jika operasional Excellent jadi terganggu atau staff yang liburan mesti dikontak beberapa kali, berarti ada prosedur operasional yang harus diperbaiki. Excellent harus berjalan dengan baik meski beberapa staff utamanya pergi liburan 1 minggu atau berangkat umroh 1 minggu lebih atau berangkat haji selama 40 hari.

Setiap kali staff Excellent selesai menjalankan project liburannya, kami melakukan review untuk kegiatan yang ia lakukan. Misalnya waktu Choirulloh liburan, ia memilih kota-kota utama saja, misalnya Yogyakarta. Sempat ke Solo hanya untuk ulang alik naik kereta saja kemudian kembali lagi ke pangkalan di Yogyakarta. Hal itu dikritisi karena tujuan project liburan ini dari sisi personal adalah menguji keberanian dan kemampuan team untuk beradaptasi.

Membuat jurnal perjalanan juga perlu dikritisi. Selama menjalankan project liburan, mereka tidak dibebani dan diganggu pekerjaan. Satu-satunya permintaan saya adalah adanya jurnal perjalanan dalam bentuk posting ke blog. Ini adalah bagian dari gaya hidup. Lifestyle. Agar mereka terbiasa menuangkan gagasan dan pengalaman ke tulisan, agar bisa dibaca oleh orang lain dan memiliki manfaat jangka panjang.

Memang bukan persoalan mudah untuk menulis pengalaman, apalagi bagi yang belum terbiasa menuliskannya. Itu sebabnya saya mendorong mereka untuk melakukannya. Karena benefitnya double, untuk mereka sendiri maupun untuk Excellent. Bagi mereka, menuangkan pengalaman dalam bentuk posting blog membuat mereka mengembangkan kemampuan ingatan, perencanaan dan menyusun kalimat. Dari sisi Excellent, kemampuan team dalam membuat dokumentasi dan presentasi akan lebih terasah, karena mereka bisa memperkaya pilihan penyampaian kalimat karena sudah dibiasakan dengan cara menceritakan pengalaman.

Benefit lainnya adalah, mereka bisa lebih mandiri, karena harus membuat rencana yang baik dan menjalankannya. Mereka tidak bisa tergantung pada orang lain. Mereka harus deal pada situasi yang mereka hadapi. Saya tidak dapat menggambarkan bentuk riil dari benefit yang bisa dicapai dengan pengalaman ini, namun saya yakin pengalaman pribadi yang dialami pada akhirnya akan membantu mereka mengembangkan kemampuan personal mereka dalam memajukan Excellent.

Pada Januari 2019 ini, staff yang mendapat kesempatan untuk menjalankan project liburan adalah Fajar Mukharom. Sehari-hari Fajar menjabat sebagai manajer bagian sales dan marketing. Ia awalnya memilih Lampung sebagai tujuan liburan, namun akhirnya membelokkan tujuannya setelah adanya musibah gempa dan tsunami di Banten dan Lampung akhir Desember 2018 lalu.

Fajar di Masjid Agung Jawa Tengah

Berikut adalah link jurnal pengalamannya :

  1. Undian Liburan dari Perusahaan di Awal Tahun
  2. Petualangan ke Museum Batik Pekalongan
  3. Dari Desa Lolong hingga Kampung Batik Kauman
  4. Klenteng Tanpa Pintu & Bangunan Seribu Pintu
  5. Berkeliling Jawa Tengah dalam Sehari
  6. Hijrah dan Menyelam di Kota Surabaya
  7. Menyebrangi Lautan Tanpa Kapal
  8. Menjelajah KenPark dan Berburu Oleh-oleh Surabaya

Fajar termasuk salah satu staff yang rapi dalam mendokumentasikan jurnal perjalanannya dan saya bisa belajar dari pengalaman Fajar mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah saya kunjungi sebelumnya. Pembelajaran dan manfaat seperti ini yang saya harapkan saat menginisasi project traveling dan memberikan syarat adanya jurnal pengalaman secara rutin.

Kedepannya, project ini akan terus dijalankan sampai semua team mendapat kesempatan. Jika semua team sudah mendapat kesempatan, rencananya project ini terus digulirkan dengan meningkatkan jangkauannya. Jika sebelumnya lebih banyak kota-kota di pulau Jawa, kedepannya akan didorong untuk ke kota-kota lain diluar pulau Jawa. Setelah itu, dorongan berikutnya adalah ke negara-negara lain agar mereka mendapat pengalaman berinteraksi dengan masyarakat yang memiliki pola kebudayaan dan kebiasaan yang berbeda.

Masim Vavai Sugianto

Menu